GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN
INTISARI
Pada ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA ibu hamil dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lebih rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Berdasarkan data yang diperoleh di di Puskesmas , data ibu hamil pada bulan januari sampai desember pada tahun 2014 berjumlah 609 orang, dan jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan setiap bulannya 80 orang, didapatkan ada 25 orang ibu hamil yang LILA ≤ 23 cm.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan di puskesmas pada Tahun 2015.
Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20-29 Agustus 2015, dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden, dimana pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling.
Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden yang diteliti, diperoleh bahwa sebagian besar kebutuhan nutrisi ibu hamil selama kehamilan berada pada kategori terpenuhi yaitu sebanyak 18 responden (60%), sebagian besar pengetahuan ibu hamil berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 14 responden (46,7%), dan sebagian besar sikap ibu berada pada kategori negatif yaitu sebanyak 19 responden (63,3%).
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih lanjut mengenai kebutuhan nutrisi selama kehamila dengan meneliti variabel yang lebih banyak lagi agar hasilnya dapat lebih akurat dengan menngunakan metode penelitian yang berbeda.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kebutuhan Nutrisi, Ibu Hamil
Kepustakaan : 12 buku (2006-2013) dan 3 situs internet
Jumlah Halaman : xii, 48 halaman, 5 tabel, 1 gambar, 12 lampiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat diopengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek sebagian besar pengetahuan seorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoadmojo,2010).
2. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2010), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah menggganti sesuatu untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersbuat pada situasi lain.
d. Analisa (analisys)
Analisa adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat pada suatu masalah atau objek yang telah diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisi adalah apabila orang tersebut telah membedakan atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan terhadap objek tersebut.
e. Sintesis (sintesys)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari suatu komponen-komponen yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu komponen untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang untuk melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan, informasi dan pengalaman (Mubarak,2011).
a. Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat di pungkiri makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaiknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
c. Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh besar terhadap terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, kerena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
d. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru
e. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori yaitu: pertama perubahan ukuran, kedua perubahan proporsi, ketiga hilangnya ciri-ciri lama, keempat timbul ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
f. Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
g. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakannya, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
4. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2012).
5. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), untuk memenuhi rasa ingin tahunya, manusia menggunakan berbagai cara untuk memperoleh kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Cara tradisional
a. Cara coba salah (trial and error)
Cara ini merupakan cara yang paling tradisional, yaitu upaya pemecahan masalah dilakukan dengan cara coba coba, bila satu cara tidak berhasil maka dicoba yang lain.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli pengetahuan.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapan digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
d. Melalui jalan pikiran
cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dan dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
2. Cara modern
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian (research methodology) cara baru dalam memperoleh pengetahuan desa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.
B. Konsep sikap (Attitude)
1. Pengertian sikap
Menurut (Notoatmodjo,2010) sikap merupakan respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak-senang, setuju-tidak-setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional. Newcomb dalam Notoatmodjo (2011), menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, akan tetapi sebagai salah satu predisposisi tindakan (prilaku).
Menurut Benjamin, sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan. (Fauzi,2012)
1. Komponen pokok sikap
Menurut Allport 1954 ( dalam Notoatmodjo,2010) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu :
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, bagaimana artinya bagaimana penilaian ( terkadang di dalamnya faktor emosi) orang tersebut objek.
c. Kecenderungan untuk brtindak (tend to be have), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau pun berperilaku terbuka ( tindakan ).
Ketiga komponen tersebut diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan , pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
2. Tingkatan sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya yaitu, (Notoatmodjo,2010) :
a. Menerima (receiving)
Menerima di artikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek)
b. Menanggapi
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Sesorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau resiko lain.
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt beharior). Untuk terwujudnya sikap untuk suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan , antara lain adalah fasilitas.
Sikap ibu secara khusus dimaksudkan bagaimana seseorang merespon informasi yang diterimanya secara personal, terbuka, bertanggung jawab, responsive dan sebagainya. Sikap tidak hanya menentukan apa yang dikerjakan oleh seseorang tetapi juga cara yang kiranya memuaskan baginya, sikap yang baik akan menentukan seberapa jauh kesuksesan yang dapat dicapai seseorang, karena sikap adalah sebagai ekspresi dari sebuah perasaan. (Notoatmodjo,2010).
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap
Menurut (Azwar,2010) faktor-faktor yang memepengaruhi sikap yaitu :
a. Pengalaman pribadi
pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau search dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafilasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
d. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya fraktual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
6. Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Gizi
Latar belakang pendidikan seseorang berhubungan dengan tingkat pengetahuan, jika tingkat pengetahuan gizi ibu baik maka diharapkan status gizi ibu dan balitanya baik, sebab dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan meningkat pengetahuan gizi masyarakat. Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi atau sebab lain yang penting dri gangguan gizi adalah kekurangan pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari hari. Pemahaman ibu hamil yang tepat tentang nutrisi akan mengarahkan ibu hamil memiliki sebuah motivasi untuk melakukan perubahan sikap yang memberikan tujuan kearah perilaku hidup sehat. Untuk meningkat sikap positif, sebaiknya ibu hamil perlu mendapatkan informasi tentang nutrisi dalam kehamilan, sumber informasi berasal dari media cetak maupun media elektronik, bisa juga dengan mengadakan kelas ibu hamil yang membahas tentang nutrisi dalam kehamilan. (Suharjo, 2009).
C. Ibu Hamil
1. Pengertian
Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, didenefisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender intrasional. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu dari minggu ke-13 hingga ke-27, trimester ketiga 13 minggu dari minggu ke-28 hingga ke-40 (Prawiroharjo,2012).
Menurut (Saifuddin,2006) Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Manuaba,2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika,2009).
a. Masa kehamilan
Menurut (Anggraini,2010), masa kehamilan umumnya akan dilalui selama 40 minggu terbagi dalam 3 trimester kehamilan :
1. Kehamilan trimester I : dimulai usia 0 sampai 12 minggu
2. Kehamilan trimester II : dimulai usia 13 sampai 27 minggu
3. Kehamilan trimester III : dimulai usia 28 sampai 40 minggu
b. Tanda gejala kehamilan
Menurut (Rustam,2005), kehamilan memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa / juga bagian-bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1. Didengar dengan stetoskop monoral laennec
2. Dicatat dan didengar alat Dopper
3. Dicatat dengan Feto Elektrokardiogram
4. Dilihat pada Ultrasonografi (USG)
5. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto Rontgen
2. Tanda-tanda tidak pasti kehamilan (presumptive)
a. Amenorea
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) agar dapat ditaksir usia kehamilan dan tafsiran persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele yaitu (hari pertama HT + 7) dan (bulan HT + 3)
b. Mual dan muntah (nausea and vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir trimester pertama. Sering terjadi pada pagi hari , maka disebut morning sickness. Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemenis.
c. Mengidam (ingin makan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan /minuman tertentu terutama pada bulan-bilan pertama.
d. Pingsan
e. Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu makan timbul kembali.
f. Lelah (fatigue)
g. Payudara
Payudara membesar. Tegang, dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terihat lebih membesar.
h. Miksi
Miksi / BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
i. Konstipasi/obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
j. Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai dimuka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra=grisea)
k. Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
1. Pemekaran vena-vena (varises)
Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva. Keadaan ini biasa dijumpai pada triwulan akhir.
3. Tanda-tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar.
b. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi dari rahim.
4. Perubahan fisiologis dalam kehamilan yang berkaitan dengan gizi
Banyak perubahan yang terjadi pada waktu kehamilan muda dalam mempersiapkan kebutuhan untuk pertumbuhan janin. Konsetrasi zat gizi dalam darah menurun selama masa kehamilan misalnya asam amino, gliosa, vitamin C, B6, B12, asam folat dan peningkatan lipida darah meningkat, target utama adalah ginjal dan kulit. Akibatnya sisa-sisa metabolisme yang larut dalam air dibuang secara efisien lewat ginjal dan panas lewat kulit. Oleh karena itu ibu hamil sering kencing dan merasa panas. Gerakan peristaltic otot gastrional menurun sehingga menyebabkan konstipasi. Jumlah cairan dalam tubuh bertambah dan umumnya pertambahan air akan hilang dalam waktu 6-8 minggu setelah melahirkan. Hal tersebut merupakan perubahan hormone selama reproduksi (Arisman,2009).
2. Nutrisi
Gizi atau disebut juga nutrisi merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrien ( zat – zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan zat gizi. Nutrisi adalah senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, sehingga memungkinkan tubuh dapat menjalankan aktivitas fisik mental secara baik. Seorang yang hamil mengalami peningkatan metabolisme energi. Karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat ( Waryana,2010)
Nutrisi ibu hamil adalah peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per hari, mengonsumsi makanan yang mengandung prtotein. Zat besi, minum cukup cairan ( menu seimbang). (Saifuddin,2006).
Menurut Kartasapoetro (2003) nutrisi adalah zat zat gizi yang diperoleh dari bahan-bahan makanan yang dikonsumsi dan mempunyai nilai yang sangat penting untuk memelihara proses tumbuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari, mengganti sel-sel yang rusak dan sebagi zat pelindung tubuh dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh. Janin yang berkembang dan tumbuh dalam kandungan mempunyai begitu banyak kebutuhan gizi yang harus dipenuhi melalui makanan yang harus dimakan oleh ibu hamil.
Menurut (Proverawati,2010) Nutrisi yang cukup dapat menciptakan anak jenius sekualitas Albert Einstein. Sebaliknya, tanpa asupan nutrisi yang cukup, tingkat kecerdasan anak sulit mencapai puncak. Namun semua itu bukan rumus pasti. Jangan lupa semua itu kembali lagi pada Yang Maha Kuasa. Semua itu tidak mutlak, yang penting ibu berusaha agar pertumbuhan janin optimal.
3. Kebutuhan Nutrisi Selama Kehamilan
`Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil 40% digunakan untuk janin dan 60% digunakan untuk pertumbuhan ibu. Asupan makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna untuk sumber tenaga. Sumber pembangunan, sumber pengatur dan pelindung.
Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil mutlak diperlukan untuk menentukan tumbuh kembang anak sejak masa dalam kandungan. Berbagai perubahan fisiologi, anatomi maupun metabolisme terjadi selama masa kehamilan yang disebabkan perubahan hormonal. Salah satu perubahannya adalah kemampuan ginjal yang menurun dalam menyerat kembali zat gizi dibanding sebelum masa kehamilan, selain itu perubahan pada plasenta yang berfungsi menyuplai zat gizi kepada janin. (Sulistyawati,2009)
Menurut Prasetyono (2009), makanan pada ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang seimbang dengan perkembangan masa kehamilan. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal. Sedangkan kelebihan makanan karena beranggapan pemenuhan makan untuk dua orang akan berakibat kegemukan, pre-eklamsia janin terlalu besar, dan sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada pedoman umum gizi seimbang. Gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi. Yang berakibat terjadinya bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. Kelahiran prematur, sert kematian neonatal dan prenatal.
Makanan sehari-hari yang dianjurkan adalah yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil. Untuk pencegahan anemia difesiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe. WHO departement kesehatan menganjurkan untuk memberi tambahan energi sebesar 285/300 KKAL/ hari dari rata-rata kebetulan selama kehamilan. Untuk ibu hamil yang sebelumnya mengalami kekurangan berat badan ( BB), diperlukan tambahan energi yang lebih banyak lagi. Untuk ibu hamil yang sebelummnya mengalami kegemukan justru harus menguranginya. Menurut (Sulistyawati,2008) kandungan zat gizi dalam makanan meliputi : air, asam folat, kalor, protein, lemak esensial, vitamin A, vitamin B6, vitamin 12, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, Zat besi, kalsium (Ca), fosfor, seng (Zn), flour, yodium, natrium dan serat.
1. Air
Tubuh yang kekurangan air atau dehidrasi dapat berakibat fatal, karena bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada ibu hamil yang dapat berpengaruh buruk bagi janinnya oleh karena itu minum minimal 10 gelas air putih dengan jus buah atau yoghurt.
2. Asam folat
Asam folat yang dikonsumsi satu bulan sebelum hamil dan kemudian diteruskan dikonsumsi selama trimester pertama baik untuk kesehatan bayi dalam mencegah terjadinya cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin. Asam folat membantu mencegah neural tube deffect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang.
Kebutuhan asam folat pada 12 minggu pertama kehamilan meningkat yaitu 800 mikrogram perhari. Kekurangan nutrisi asam folat ini dapat menyebabkan gagalnya pembentukan otak yang sempurna, sehingga menimbulkan cacat bawaan pada susunan saraf pusat dan otak calon bayi. Asam folat banyak terdapat pada kacang-kacangan, sayur berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol, kedelai, dan brokoli, pada buah-buaha, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat.
3. Kalor
Kebutuhan kalori ibu hamil lebih besar dari kebutuhan kalori orang normal. Selama trimester kedua, kebutuhan kalori bertambah 340 kalori dalam sehari, sedangkan pada trimester ketiga kebutuhan kalori bertambah 450 kalori sehari. Kalori yang tidak cukup dapat menganggu proses tumbuh kembang janin dan berbagai perubahan dalam tubuh.
4. Protein
Kebutuhan protein selama hamil adalah 25 mg per hari lebih banyak dari kebutuhan normal. Zat protein diperlukan untuk pengembangan sel-sel baru janin untuk pembentukan semua`bahan pengatur, seperti hormone ibu dan janin protein juga menjadi struktur dasar bagi pembentukan organ-organ dalam tubuh. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi ekstra protein sebanyak 12 gram sehari atau serta dengan dua butir telur ukuran besar setiap hari protein hewani dapat diperoleh pada daging sapi, ikan, telur, susu, dan keju. Protein nabati dapat diperoleh pada kacang-kacangan serta produk olahannya seperti tempe dan tahu.
5. Lemak asensial
Asam lemak asensial merupakan salah satu zat gizi yang cukup penting untuk ibu hamil. Asam lemak esensial (omega-3 dan omega-6) penting untuk perkembangan janin terutama perkembangan otak sumber bahan makanan omega-3 adalah minyak sayur, daging dan telur sumber bahan makanan omega-6 adalah kacang kedelai, ikan tuna, ikan sardine, ikan makarel dan salmon.
6. Vitamin A
Vitamin A berperan pada pertumbuhan sel dan jaringan, pertumbuhan gigi dan pertumbuhan tulang, penting untuk mata, kulit rambut dan mencegah kelainan bawaan, kebutuhan vitamin A ibu hamil 200 RE/hari lebih tinggi dari pada ibu tidak hamil. Sumber vitamin A banyak terdapat pada minyak ikan, kuning telur, wortel, sayuran berwarna hijau dan buah –buahan berwarna merah. Hati mengandung vitamin A yang terlalu tinggi dan hal ini berhubungan dengan cacat lahir, sehingga konsumsi hati selama kehamilan sebaiknya dihindari.
7. Vitamin B6
Vitamin B6 untuk mengurangi keluhan mual-mual pada ibu hamil. Ibu hamil memerlukan vitamin B6 sejumlah 1,9 mg setiap harinya yang membantu untuk mrmbrntuk antibody, dan sel darah merah vitamin B6 terdapat di daging ikan ayam, jagung, kacang-kacangan, sayur yang berwarna hijau.
8. Vitamin B12
Vitamin B12 merupakan zat gizi untuk perkembangan saraf dan fungsi otak janin, terdapat pada daging, telur dan ikan.
9. Vitamin C
Jika kekurangan vitamin C dapat menyebabkan keracunan kehamilan. Vitamin C dapat mencrgah terjadinya rupture membran, sebagai bahan semen jaringan ikan dan pembuluh darah. Kebutuhan 10mg/hari lebih tinggi dari ibu tak hamil.
10. Vitamin D
Vitamin D yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium dari usus dan mempermudah pembentukan tulang normal. Kekurangan vitamin D disebabkan oleh pemaparan sinar matahari yang tidak mencukupi atau sedikit vitamin D yang dikonsumsi. Kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menyebabkan osteomasia pada ibu hamil dan rakitis pada bayi yang akan dilahirkan, karena kadar kalsium dan fosfat dalam darah menurun serta menyebabkan penyakit tulang karena tidak terdapatnya kalsium dan fosfat yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tulang. Terdapat pada ikan berlemak banyak seperti sardine, minyak ikan, telur dan mentega.
11. Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai pertumbuhan sel dan jaringan sel darah merah. Dianjurkan mengonsumsi melebuhi 2 mg/ hari. Terdapat dalam sayuran dan minyak. Biji-bijian, minyak kacang dan minyak kulit gandum mempunyai konsentrasi vitamin E yang tertinggi.
12. Vitamin K
Bila kekurangan vitamin K dapat berakibat gangguan perdarahan pada bayi baru lahir karena plasenta tidak mengantarkan lemak dan vitamin K dengan baik. Bisa juga terjasi pada fungsi hati karena bayi baru lahir masih belum mtang untuk menghasilkan faktor-faktor pembekuan darah yang cukup. Maka yang mengandung vitamin K adalah hati, sayur-sayuran yang berwarna hijau.
13. Zat besi
Zat besi dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah yang mengikat dan untuk memenuhi kebutuhan plasenta dan janin. Zat besi yang dibutuhkan oleh ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah). Suplemen zat besi setiap hari selama trimester kedua dan ketiga sangat dianjurkan. Zat besi yang cukup sangat dibutuhkan. Karena volume darah ibu selama hamil akan meningkat sampai 30 persen. Jadi, jika kekurangan zat besi, maka ibu hamil dapat menderita anemia. Bukan hanya itu proses persalinan juga akan terganggu zat besi terdapat pada daging merah, hati, sayuran hijauseperti bayam, daun singkong dan daun pepaya. Kebutuhan zat besi ibu hamil lebih meningkat pada kehamilan trimester II dan III. Pada masa terdebut kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu harian saja. Walaupun menu harian cukup mengandung zat besi, ibu hamil tetap perlu tambahan tablet besi atau vitamin yang banyak mengandung zat besi. Zat besi bukan saja penting untuk memelihara kehamilan. Ibu hamil yang kekurangan zat besi dapat terganggu proses persalinan. Kekurangan zat besi berat pada ibu hamil, meningkatkan resiko kematian ibu hamil. Itu berarti mengancam keselamatan anak yang dikandungnya juga.
14. Kalsium (Ca)
Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osterpodi, jumlah Ca janin sekitar 30 gram, terutama diperlukan pada 20 minggu terakhir kehamilan. Rata-rata setiap hari penggunaan Ca pada ibu hamil 0,08 gram dan sebagian besar untuk perkembangan tulang janin. Bila ibu hamil kurang mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, janin akan mengambil persediaan kalsium yang ada pada tulang ibu akhirnya ibu akan menderita kerapuhan. Kalsium terdapat pada susu, keju, ikan, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan sayuranyang berwarna hijau. Konsumsi Ca dianjurkan untuk ibu hamil sebanyak 900-120 mg/hari.
15. Fosfor
Fosfor berfungsi pada pembentukan rangka dan gigi janin serta kelainan metabolisme kalsium. Jika jumlah didalam tubuh tidak seimbang sering mengakibatkan kram pada tungkai.
16. Seng (Zn)
Seng berhubungan dengan pembentukan saraf tulang belakang. Hasil studi menunjukkan rendahnya kadar Zn pada ibu ditemukan pada persalinan abnormal BBLR <2500 20="" banyak="" daging.="" dan="" dibutuhkan="" gram.="" hamil="" hari.="" ibu="" kadar="" karang="" mg="" o:p="" pada="" sebnayak="" terdapat="" yaitu="" yang="" zn="">2500>
17. Flour
Flour fungsinya untuk pertumbuhan tulang dan gigi, didalam air minum ada mengandung flour.
18. Yodium
Yodium yang cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut. Ibu hamil yang kekurangan akan melahirkan anak yang cebol. Jika kekurangannya baru terjadi kemudian. Bisa menghambat pertumbuhan anak. Yodium yang dibutuhkan sebanyak 25 mg/hari.
19. Natrium
Kebutuhan natrium meningkat sejalan dengan meningkatnya kerja ginjal, maka natrium pada ibu hamil bertambah sekitar 3,3 gram per minggu sehingga ibu hamil cenderung menderita oedema.
20. Serat
Kekurangan serat akan menyebabkan ibu hamil mengalami sembelit atau susah buang air besar. Makanan yang mengandung serat pada sayur-sayuran, buah-buahan dan beras merah.
a. Contoh menu makanan seimbang pada ibu hamil
Menurut Waryana (2010), contoh menu makanan seimbang pada ibu hamil meliputi :
Tabel 2.1 contoh menu makanan seimbang pada ibu hamil
Bahan makanan
|
Wanita dewasa tidak hamil
|
Ibu hamil Tri wulan I
|
Ibu hamil Triwulan II
|
Ibu hamil Triwulan III
|
Nasi
|
3 ½ piring
|
3 ½ piring
|
3 ½ piring
|
3 ½ piring
|
Ikan
|
1 ½ potong
|
1 ½ potong
|
1 ½ potong
|
1 ½ potong
|
Tempe
|
3 potong
|
3 potong
|
3 potong
|
3 potong
|
Sayuran
|
1 ½ mangkok
|
1 ½ mangkok
|
1 ½ mangkok
|
1 ½ mangkok
|
Buah
|
2 potong
|
2 potong
|
2 potong
|
2 potong
|
Gula
|
5 sendok
|
5 sendok
|
5 sendok
|
5 sendok
|
Susu
|
-
|
1 gelas
|
1 gelas
|
1 gelas
|
Air
|
4 gelas
|
4 gelas
|
4 gelas
|
4 gelas
|
Sumber : Depkes 2009
4. Food Recall 24 jam
a. Pengertian
Food recall adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil pada periode 24 jam yang lalu. Dengan cara mencatat makanan dan minuman serta suplemen makanan lainnya yang di konsumsi dari pagi sampai menjelang pagi kembali (24 jam). Dengan porsi/ukuran rumah tangga yang dikonsumsi. Bila memungkinkan maka nama makanan dan minuman kemasan termasuk suplemen dicatat merek dan URT nya.
Survei diet atau penilaian tingkat konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok secara tidak langsung. Survei konsumsi makanan dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi, dimana survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Secara umum, survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
b. Langkah – langkah pelaksanaan Metode food Recall 24 jam
Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu responden mengingat makanan apa saja yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari sekolah/bekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Selain dari makanan utama, makanan kecil atau jajan juga dicatat. Termasuk makanan yang dimakan di luar rumah seperti di restoran, di kantor, di rumah teman atau saudara.
1. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM)
2. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.
Agar wawancara berlangsung secara sistematis, perlu disiapkan kuesioner sebelum sehingga wawancara terarah menurut urut-urutan waktu dan pengelompokkan bahan makanan. Urutan waktu makan sehari dapat disusun berupa makan pagi, siang, malam dan snack serta makanan jajanan. Sumber protein nabati, sumber protein hewani, sayuran, buah-buahan dan lain-lain. Contoh kuesioner recall 24 jam dapat dapat dilihat pada lampiran.
c. Kelebihan dan kekurangan dari metode food recall 24 jam
1. Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden
2. Biaya relatif murah karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara.
3. Cepat sehingga dapat mencakup banyak responden
4. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf
5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari-hari
d. Kekurangan
1. Tidak dapat menggambarkan asupan sehari-hari, bila hanya dilakukan recall satu hari.
2. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden, oleh karena itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia dibawah 7 tahun. Orang tua berusia diatas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa.
3. Bagi yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit.
4. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan penelitian
No comments:
Post a Comment